ANALISIS SEMIOTIKA FILEM ALICE IN BORDERLAND
PENDAHULUAN
"Alice in Borderland" itu adalah serial televisi asal Jepang yang diadaptasi dari manga karya Haro Aso. dan Serial ini tayang perdana di Netflix pada bulan Desember 2020 dan langsung mendapatkan perhatian luas baik dari penonton domestik maupun internasional. "Alice in Borderland" menggabungkan elemen-elemen thriller, fiksi ilmiah, dan drama untuk menciptakan sebuah cerita yang bisa dibilang penuh ketegangan dan misteri pada setiap episodenya.
Kisah ini berfokus pada Arisu, seorang pemuda yang terjebak dalam dunia paralel bersama teman-temannya, dimana mereka dipaksa untuk berpartisipasi dalam serangkaian permainan berbahaya.
analisis yang akan saya gunakan untuk menganalisis film ini ya itu mwnggunakan konsep - konsep semiotika dari roland barthes, denotasi dan konotasi, dan disini bisa dilihat bagaimana tanda - tanda digunakan untuk membangun makna dan menggambarkan tema uama dalam cerita ini,
Sinopsis Cerita
"Alice in Borderland" mengikuti kisah Ryohei Arisu (yang namanya merupakan permainan kata dari "Alice"), seorang pemuda yang merasa bosan dan tidak puas dengan hidupnya. Bersama dua teman dekatnya, Karube dan Chota, Arisu tiba-tiba menemukan diri mereka terlempar ke dunia alternatif yang tampak seperti Tokyo, tetapi dalam keadaan kosong dan rusak.
Di dunia baru ini, mereka dipaksa untuk berpartisipasi dalam serangkaian permainan berbahaya dan mematikan untuk bertahan hidup. Setiap permainan memiliki tingkat kesulitan yang berbeda, yang diwakili oleh kartu remi. Mereka yang gagal atau mencoba melarikan diri akan dihukum mati. Arisu dan teman-temannya harus menggunakan kecerdasan dan keterampilan mereka untuk memenangkan permainan dan mencari jalan keluar dari dunia yang penuh bahaya ini.
Analisis Semiotika "Alice in Borderland"
yang pertama itu Denotasi, di dalam dunia alice in borderland terlihat seperti kota tokyo di jepang, tapi denga set tempat yang terlihat kosong dan rusak. Permainan yang dimainka oleh MC tampak sebagai tantangan fisik dan mental yang nyata.
lalu Konotasi, setting dunia yang rusak dan permainan yang mematikaan iitu menimbulkan konotasi ketidak berdayaan dan kebingungnan yang di rasakan oleh kaum muda dalam menhadapi tekanan sosial dan ekspetasi hidup ini. permainan yang ada juga melambangkan perjuangan, hidup.
Mitos
terkandung Mitos Moderen, di dunia borderland ini, dapat dilihat sebagai mitos modern tentang kehidupan kotenmporer, yang penuh kompetisi dan tantangan. sistem permainan yang harus diikuti oleh karakter dapet dilihat sebagai metafora untuk tekanan dan tuntutan masyarakat modern yang memaksa individu untuk bersaing dan bertahan.
- Kartu Remi
Denotasi: Kartu remi digunakan untuk menandai tingkat kesulitan setiap permainan, dimana urutanya ada. Jack Queen, dan King.
Konotasi: Kartu-kartu ini menyimbolkan elemen acak dan takdir, mencerminkan betapa nasib individu bisa berubah dengan cepat dan tak terduga.
Mitos: Kartu remi dalam konteks permainan kehidupan menunjukkan bagaimana orang sering merasa hidup mereka diatur oleh kekuatan yang berada di luar kendali mereka, seperti keberuntungan atau takdir.
- Karakter Arisu
Denotasi: Seorang pemuda yang merasa hidupnya tidak berarti.
Konotasi: Arisu mewakili kaum muda yang mencari makna dan tujuan dalam hidup mereka.
Mitos: Perjalanan Arisu dalam Borderland mencerminkan pencarian eksistensial untuk makna hidup dan identitas di tengah tekanan dan ketidakpastian dunia modern.
- Mitos Kehidupan sebagai Permainan
Deskripsi Kehidupan di Borderland diatur oleh serangkaian permainan yang harus dimenangkan untuk bertahan hidup.
Konotasi Kehidupan di Borderland menggambarkan kehidupan sebagai serangkaian tantangan dan rintangan yang harus dilalui, mirip dengan bagaimana banyak orang melihat hidup mereka sendiri.
Mitos Ini memperkuat gagasan bahwa hidup adalah permainan besar di mana hanya yang terkuat atau yang paling pintar yang bisa bertahan, mempromosikan pandangan dunia yang kompetitif dan individualistis.
METODOLOGI
Jadi Metodologi analisis semiotika Roland Barthes pada "Alice in Borderland" melibatkan beberapa langkah sistematis untuk memahami bagaimana makna diciptakan dan disampaikan melalui tanda-tanda dalam media tersebut. Langkah pertama adalah mengidentifikasi tanda-tanda utama, seperti kartu remi, dunia alternatif yang rusak, dan karakter seperti Arisu, Karube, dan Chota. Langkah kedua adalah menganalisis makna denotatif atau literal dari tanda-tanda ini. Misalnya, kartu remi digunakan dalam permainan untuk menentukan tingkat kesulitan, dan dunia alternatif menggambarkan Tokyo yang kosong dan rusak. Selanjutnya, dilakukan analisis konotatif untuk mengungkap makna tambahan atau kultural, seperti kartu remi yang melambangkan elemen acak dan takdir dalam hidup, serta dunia alternatif yang mencerminkan perasaan keterasingan dan ketidakberdayaan.
Setelah itu, analisis mitos dilakukan untuk memahami sistem makna yang lebih dalam yang mendukung ideologi tertentu dalam budaya, seperti mitos meritokrasi yang ditunjukkan melalui permainan hidup dan mati. Mitos kehidupan modern yang penuh dengan ketidakpastian dan ketidakberdayaan juga dapat diidentifikasi. Langkah selanjutnya adalah menganalisis hubungan antar tanda, seperti interaksi antara karakter dalam permainan yang mengungkapkan tema persahabatan dan pengorbanan, serta penggunaan kartu remi yang mencerminkan struktur sosial dan tekanan dalam masyarakat. Selanjutnya, penting untuk memahami konteks sosial dan budaya di mana tanda-tanda ini berfungsi, seperti bagaimana budaya kompetitif dalam masyarakat modern tercermin dalam permainan hidup dan mati di Borderland.
Terakhir, menggabungkan semua analisis ini untuk memberikan interpretasi yang lebih mendalam tentang makna keseluruhan dari teks atau media tersebut, menyimpulkan bagaimana "Alice in Borderland" tidak hanya sebagai cerita petualangan, tetapi juga sebagai cerminan dari tantangan dan perjuangan dalam kehidupan nyata. Dengan mengikuti langkah-langkah metodologi ini, analisis semiotika Barthes membantu kita memahami lebih dalam bagaimana makna dalam "Alice in Borderland" dibentuk dan disampaikan, serta bagaimana cerita ini mencerminkan dan mengomentari realitas sosial dan budaya yang lebih luas.
saya menggunakan metode ini karena menurut saya lebih cocok untuk menganalisi filem ini.
Komentar
Posting Komentar